05 December, 2011

-Monalisa Page 57-

Hyo Young membuka matanya perlahan-lahan sebelum mengukir senyuman bahagia kerana ditemani mimpi indah sepanjang lenanya malam tadi.Hyo Young tersenyum sendiri apabila mengingatkan kembali mimpinya itu.Dia bermimpi bahawa dirinya dilamar oleh Seung Ho untuk menjadi isteri kepada lelaki yang amat dicintainya itu.Hyo Young kemudiannya tertawa kecil sambil meraup wajahnya.Namun,tawanya mulai perlahan apabila melihat jari manisnya yang bersarungkan cincin berlian itu.Cincin itu disentuhnya.Benarkah apa yang sedang dilihatnya itu?Cincin yang dilihatnya di dalam mimpi semalam kini tersarung kemas pada jari manisnya.
"Aku tak bermimpi ke semalam?"Soalnya sendiri.Jantungnya berdegup pantas apabila merasakan sesuatu yang sedang melingkari pinggangnya itu.Perlahan-lahan,Hyo Young menoleh ke arah kirinya.Matanya terbuka luas apabila melihat Seung Ho yang sedang tidur di sebelahnya.
"Apa yang dia buat kat sini?Macam mana...dia.."Ternyata Hyo Young masih belum dapat mempercayai kejadian yang berlaku malam tadi."Jadi...semua tu...bukan mimpi ke?"Soalnya sendiri.Ditatapnya ke arah wajah Seung Ho yang masih lena dibuai mimpi itu.Bibirnya mengukir senyuman bahagia.Jika benar lamaran Seung Ho bukan mimpi,ini bermakna dia tidak perlu lagi bimbang mengenai kontrak perjanjian mereka itu.Mereka tidak perlu memutuskan pertunangan itu.Sebaliknya dia dapat menghabiskan hidupnya bersama dengan Seung Ho yang sudah lama bertakhta di dalam hatinya itu.Perlahan-lahan dia menyentuh wajah Seung Ho dengan jari telunjuknya.Digerakkan jarinya dari pipi ke hidung sebelum tiba di mulut lelaki itu.Hyo Young malu apabila teringatkan kembali kejadian malam tadi.Seung Ho mencium bibirnya sebelum melamar dirinya.Entah mengapa telinga terasa panas.Hyo Young segera menutup matanya apabila melihat Seung Ho yang mulai tersedar dari lenanya itu.Hyo Young berpura-pura tidur.Seung Ho yang sudah sedar itu sekadar melihat ke arah Hyo Young yang masih lagi tidur disebelahnya itu.Bibirnya menguntum senyuman manis.Rambut panjang yang menutupi sedikit wajah Hyo Young itu diselaknya lembut.
"Mimpi indah ke,Hyo Young?Lena je tidur ni,"kata Seung Ho,perlahan.Hyo Young yang mendengar pertanyaan lelaki itu sekadar mendiamkan diri."Bangunlah,Hyo Young.Oppa dah rindu dekat Hyo Young ni,"pinta Seung Ho.Degupan jantung Hyo Young menjadi pantas.
"Em...rasanya oppa boleh kejut Hyo Young dengan satu cara je.Tapi,tak tahulah kalau ianya berkesan,"kata Seung Ho lagi,sambil tersenyum nakal.
"Apa yang dia nak buat ni?"Soal Hyo Young dalam hati.Seung Ho kemudiannya menyentuh lembut bibir Hyo Young,berura-ura mahu mencium bibir wanita itu.Namun,belum sempat bagi Seung Ho untuk mencium bibir wanita itu,Hyo Young telah pun meletakkan tangan pada mulutnya.Seung Ho tertawa kecil.
"Dah agak dah yang Hyo Young buat-buat tidur je tadi,"katanya.Hyo Young menelan air liurnya.
"Mana ada Hyo Young buat-buat tidur..Hyo Young..."Hyo Young mulai mencari alasan.Wajah Seung Ho itu dipandangnya."Em..Hyo Young sambung tidur.Tu je..."Sambungnya.
"Sambung tidur?Kenapa pula?"Soal Seung Ho.
"Em..sebab...Hyo Young rasa yang Hyo Young tengah mimpi...yang...oppa ada kat sini,"kata Hyo Young.Kelihatan Seung Ho mengukir senyuman manis ke arahnya.
"Memang Hyo Young tengah mimpi pun.Biar oppa yang kejutkan Hyo Young,"kata Seung Ho.
"Hah?"Hyo Young terkejut apabila serta-merta sahaja lelaki itu mencium bibirnya.
"Selamat pagi,sayang,"ucap Seung Ho sambil tersenyum.Hyo Young terpana dengan tindakan mengejut daripada lelaki itu.Riak wajah Seung Ho berubah.
"Kenapa ni?Hyo Young marah ke oppa buat macam tu?"Soal Seung Ho.Hyo Young yang masih lagi dalam keadaan terkejut itu tidak menjawab.
"Okey.Kalau Hyo Young marah...biar oppa pulangkan balik,"kata Seung Ho sebelum mencium lagi bibir Hyo Young itu.
"Marah lagi tak kat oppa?"Soal Seung Ho,ingin tahu.Akhirnya Hyo Young tersenyum ke arah lelaki itu.
"Oppa ni..."Hyo Young tertawa kecil.Terhibur dengan kelakuan Seung Ho yang kelihatan lucu baginya itu.Seung Ho yang melihat Hyo Young ketawa itu turut tertawa.Lelaki itu kemudiannya menarik Hyo Young ke dalam pelukannya.Hyo Young sekadar membiarkannya.
"Oppa.."Panggil Hyo Young,lembut.
"Ya?"
"Apa yang oppa katakan malam tadi...tu semua tak tipu kan?"Soal Hyo Young.
"Tak.Oppa betul-betul maksudkan kata-kata oppa semalam.Tak ada satu pun yang oppa tipu,"kata Seung Ho.Hyo Young tersenyum.
"Tapi...sejak bila?"Soal Hyo Young.
"Entahlah.Oppa pun tak tahu.Yang pasti...oppa dapat rasakan yang oppa betul-betul tak boleh hidup tanpa Hyo Young.Hyo Young...sangat penting untuk oppa,"kata Seung Ho,meluahkan isi hatinya walaupun tidak secara langsung.
"Oppa jangan menyesal..."
"Kenapa?"Soal Seung Ho.
"Sekali cincin ni dah tersarung kat jari Hyo Young,Hyo Young takkan sesekali bagi balik kat oppa,"kata Hyo Young.Seung Ho tertawa.
"Jeongmal?Tak apalah.Simpan jela cincin tu.Oppa boleh belikan yang lain untuk Fei,"kata Seung Ho,mengusik.Hyo Young memukul dada Seung Ho.Seung Ho mengaduh kesakitan.
"Yah!Kalau berani,oppa buatlah,"balas Hyo Young,geram.Seung Ho tertawa.Seung Ho kemudiannya memperkemas pelukannya terhadap Hyo Young.
"Cincin tu mahal tau.Oppa dah tak ada duit nak beli yang baru,"kata Seung Ho.Hyo Young tersenyum.
"Oppa..."
"Ya?"
"Saranghae..."Seung Ho tersenyum sebaik sahaja mendengar lafaz cinta yang diucapkan oleh Hyo Young itu.Dahi wanita itu dikucupnya lembut,menzahirkan perasaan kasih dan cintanya terhadap wanita tersebut.

"Selamat pagi,Cik Hyo..."Pembantu istana itu terkejut apabila melihat Hyo Young dan Seung Ho di atas katil itu.Hyo Young dan Seung Ho turut terkejut dengan kehadiran pembantu istana itu.
"Tu..tuan..A..a..apa yang..."
"Shh!Jangan bising-bising,"kata Seung Ho.Seung Ho melepaskan keluhan berat.Wajah Hyo Young itu ditatapnya sebelum bangun dari katil itu.Jaketnya yang berada di atas sofa itu dicapainya.Pantas sahaja Seung Ho melangkah ke arah pintu.
"Anggap je tak ada apa-apa yang berlaku.Arasso?"Kata Seung Ho.Cepat-cepat pembantu istana itu menganggukkan kepalanya.Seung Ho kemudiannya menoleh ke arah Hyo Young.Hyo Young turut memandang ke arahnya.
"Oppa pergi dulu,"katanya sebelum mengenyitkan matanya ke arah Hyo Young.Hyo Young tersenyum lebar.Seung Ho kemudiannya melangkah keluar dari bilik itu.
"Cik Hyo Young,apa yang berlaku sebenarnya ni?"Soal pembantu istana itu,ingin tahu.Hyo Young sekadar tersenyum sebelum menunjukkan cincin yang tersarung pada jari manisnya itu.Mata pembantu istana itu terbuka luas,memahami maksud Hyo Young itu.
"Are you serious?"




Hyo Sung kelam kabut melangkah ke arah pintu apabila mendengar bunyi loceng yang ditekan berkali-kali itu.
"Kejap!"Cepat-cepat Hyo Sung membukakan pintu rumahnya.Hyo Sung mengukir senyuman manis apabila melihat kelibat Du Jun di hadapannya.
"Eh,Du Jun?Apa yang awak buat kat sini?"Soal Hyo Sung.Du Jun kemudiannya menoleh ke arah kanannya.
"Hyung!"Panggilnya.Hyo Sung turut menoleh ke arah kanan Du Jun.Hyo Sung terkejut apabila melihat Chang Sun yang sedang melangkah ke arahnya.
"Chang Sun?"Soal Hyo Sung.
"Ah,sebenarnya hyung yang minta saya tunjukkan rumah awak.Dia kata dia tak berani datang rumah awak sorang-sorang.Sebab tu saya ada sekali kat sini,"kata Du Jun.Chang Sun menoleh ke arah Du Jun.
"Dah habis cakap dah?"Soal Chang Sun.Du Jun sekadar tersengih.Chang Sun menyerahkan kunci keretanya kepada Du Jun."Buatlah apa yang kau nak.Esok hantar balik kat aku,okey?"Kata Chang Sun.Du Jun mengambil kunci kereta Chang Sun dengan senyuman puas hati.
"Arasso.Jaga Hyo Sung baik-baik ya,Hyung,"katanya sebelum beredar.Chang Sun sekadar tersenyum nipis.Dia kemudiannya menoleh ke arah Hyo Sung.Kedengaran dia berdehem beberapa kali.
"Awak buat apa?"Soal Chang Sun.
"Em...kemas barang sikit,"kata Hyo Sung.
"Ah...kalau...saya nak kacau awak sekejap boleh?"Soal Chang Sun.
"Awak nak buat apa?"Soal Hyo Sung.
"Jalan-jalan...kita berdua je..."Kata Chang Sun.Hyo Sung memikirkan seketika ajakan Chang Sun itu sebelum mengukir senyuman ke arah lelaki itu.

Chang Sun menggenggam erat tangan Hyo Sung sepanjang mereka berjalan bersama di taman itu.Hyo Sung sekadar membisu.
"Saya..."Hyo Sung menoleh ke arah Chang Sun apabila mendengar suara lelaki itu.
"Em...saya...em.."Hyo Sung tertawa kecil apabila melihat lelaki itu terkial-kial untuk menuturkan kata-katanya.
"Kenapa dengan awak ni?Tiba-tiba je jadi gagap ni kenapa?"Soal Hyo Sung.
"Bukan gagap...cuma..tak tahu nak susun ayat macam mana,"balas Chang Sun.
"Okey.Cakap jelah.Pelik juga tengok Lee Chang Sun gagap-gagap ni,"kata Hyo Sung sebelum tertawa kecil.
"Amboi...bukan main sedap je cakap orang lain gagap ekh?Cubit pipi baru tahu,"kata Chang Sun.
"Okey..okey...cakaplah.Macam...penting sangat je benda yang awak nak cakap ni,"kata Hyo Sung.
"Memang penting...sebab melibatkan soal hidup dan mati,"kata Chang Sun.Riak wajah Hyo Sung berubah.
"Kenapa ni?"Soal Hyo Sung,mulai bimbang.Chang Sun memandang ke arahnya.Chang Sun kemudiannya menoleh ke arah bangku yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri ketika itu.
"Kita duduk dulu nak?Penatlah jalan lama-lama,"kata Chang Sun sebelum menarik Hyo Sung menuju ke bangku itu.
"Chang Sun kenapa ni?Awak nampak lainlah hari ni?"Soal Hyo Sung,tidak sabar-sabar ingin tahu.Chang Sun memandang ke arahnya.Kedengaran lelaki itu melepaskan keluhan kecil.Wajah Hyo Sung itu ditatapnya lagi.
"Saya...ada sesuatu nak cakap dengan awak,"kata Chang Sun.
"Okey.Apa dia?"Soal Hyo Sung.
"Saya...dah fikir masak-masak...dan...saya percaya...saya tak silap dalam hal ni,"kata Chang Sun.Hyo Sung terus sabar menanti kata-kata Chang Sun itu.Chang Sun mencapai tangan Hyo Sung lalu digenggamnya kemas.
"Saya..."Kelihatan lelaki itu menelan air liurnya."Saya..."
"Saya.."


No comments:

Post a Comment